Eva Octavia. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Fwnomena Ulat Bulu

Ledakan Populasi Ulat yang Pernah Terjadi di Indonesia


Dalam catatan guru besar Ilmu Hama Tanaman IPB, Prof Aunu Rauf, setidaknya ada 4 peristiwa ledakan populasi ulat bulu. Di Pasar Minggu (Jaksel) pada tahun 1980, ulat jambu alias Trabala vishnou pernah mengalami ledakan. Kasus lainnya ditemukan di Bogor pada tahun 1985 saat populasi Maenas maculifascia menyerang kenanga.

Ulat flamboyan alias Pericyma cruegeri pernah mengalami ledakan populasi di Bogor pada 1994. Hyperaeschrella insulicola alias ulat rambutan bahkan meledak populasinya di Subang hampir setiap 3 tahun.

Rauf menjelaskan, ulat yang tergolong famili Lymantriidae juga dikenal sebagai pelahap daun (defoliator). Serangan ulat ini dapat menyebabkan tanaman gundul. Kondisi ini terjadi pada pohon mangga di Probolinggo.

"Beberapa minggu mendatang pohon mangga ini sebetulnya siap berbunga. Tetapi karena daunnya habis dimakan ulat, diperkirakan masa pembentukan bunga dan buah akan tertunda," terang Rauf pada detikcom, Rabu (13/4/2011).

Ulat yang menyerang Probolinggo, secara umum siklus hidupnya berlangsung selama 4-5 minggu. Seekor ngengat betina mampu bertelur hingga 300 butir. Ulat yang merupakan hasil dari telur-telur ngengat yang menetas ini hanya memakan daun mangga. Benalu yang hidup di pohon tersebut tidak disentuhnya sama sekali.

Ulat jenis Arctornis submarginata yang termasuk dalam famili Lymantriidae ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun sebelumnya tidak pernah sampai menyebabkan kerusakan pada tanaman mangga. Rauf menengarai, selama 70 tahun terakhir, populasi ulat Arctornis submaginatus rendah karena ada musuh alamiah yang hidup secara seimbang.

"Selain burung, musuh alami ulat juga bisa berupa kepik yang mengisap cairan tubuh ulat atau kumbang predator yang memangsa ulat," jelas Rauf.

Predator lainnya adalah parasitoid, yakni serangga yang hidup sebagai parasit di tubuh ulat, di dalam telur, atau di pupa (kepompong). Berdasar hasil pengumpulan ulat dari Probolinggo, parasitoid yang paling banyak keluar dari kempompong ulat adalah jenis Brachymeria sp. Ada pula ulat yang terinfeksi virus NPV, serta
kepompong yang terinfeksi cendawan Beauveria bassiana.

"Pengendalian hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan virus NPV atau cendawan Beauveria bassiana, yang keduanya juga dijumpai di lapangan," ucap alumnus Universitas Wisconsin, Madison, AS, ini. detik .com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar